Lebaran, hari yg dinanti-nantikan
oleh seluruh umat muslim di dunia dan utamanya di Indonesia. Saling berkunjung
ke sanak keluarga dan juga teman2. Dan ritual tahunan yg rutin dilakukan disaat
lebaran adalah mudik alias pulang kampung.
Setelah satu tahun atau bahkan
lebih bekerja di perantauan dan jauh dari keluarga dan juga kampung halaman,
lebaran adalah saat yg paling tepat untuk saling bertemu dan menjaga tali
silaturrahim. Dan mudik adalah solusi yg paling populer di negara kita.
Pulang kampung dan kumpul bersama
keluarga besar, dan saling berma’afan. Tujuannya bagus banget, yaitu tetap
menjaga tali persaudaraan. Gak hanya dengan keluarga, melainkan juga teman2 di
kampung yg memang lama tidak ketemu.
Mudik sudah menjadi tradisi yg dilakukan
oleh para perantau. Rasanya kurang afdol kalo lebaran gak mudik. Tapi dibalik
itu semua, mudik juga menyimpan banyak permasalahan. Dari masalah kemacetan,
percaloan, kriminal, dan juga keselamatan, sampai masalah urbanisasi yg
disebabkan oleh para pemudik yg setelah kembali ke Jakarta banyak yg membawa
teman atau keluarganya untuk ikut mengadu nasib di Ibukota. Dan fenomena itu
juga mulai terjadi di kota2 besar lainnya di Indonesia.
Tapi apapun itu, tidak ada solusi
pengganti mudik. Bahkan kemajuan teknologi informatika sekalipun tidak bisa
meredam keinginan perantau untuk mudik. Pemerintah setiap tahunnya sudah
berusaha mengantisipasi resiko yg ditimbulkan pada saat terjadi arus mudik yg
luar biasa besarnya, tapi tidak sanggup dan menurut ane juga gak bakal sanggup.
Karena mudik tidak bisa dilarang dan pemudik akan selalu bertambah dari tahun
ke tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar