Kamis, 20 September 2012

Tentang "Mudik"


Lebaran, hari yg dinanti-nantikan oleh seluruh umat muslim di dunia dan utamanya di Indonesia. Saling berkunjung ke sanak keluarga dan juga teman2. Dan ritual tahunan yg rutin dilakukan disaat lebaran adalah mudik alias pulang kampung.

Setelah satu tahun atau bahkan lebih bekerja di perantauan dan jauh dari keluarga dan juga kampung halaman, lebaran adalah saat yg paling tepat untuk saling bertemu dan menjaga tali silaturrahim. Dan mudik adalah solusi yg paling populer di negara kita.

Pulang kampung dan kumpul bersama keluarga besar, dan saling berma’afan. Tujuannya bagus banget, yaitu tetap menjaga tali persaudaraan. Gak hanya dengan keluarga, melainkan juga teman2 di kampung yg memang lama tidak ketemu.

Mudik sudah menjadi tradisi yg dilakukan oleh para perantau. Rasanya kurang afdol kalo lebaran gak mudik. Tapi dibalik itu semua, mudik juga menyimpan banyak permasalahan. Dari masalah kemacetan, percaloan, kriminal, dan juga keselamatan, sampai masalah urbanisasi yg disebabkan oleh para pemudik yg setelah kembali ke Jakarta banyak yg membawa teman atau keluarganya untuk ikut mengadu nasib di Ibukota. Dan fenomena itu juga mulai terjadi di kota2 besar lainnya di Indonesia.

Tapi apapun itu, tidak ada solusi pengganti mudik. Bahkan kemajuan teknologi informatika sekalipun tidak bisa meredam keinginan perantau untuk mudik. Pemerintah setiap tahunnya sudah berusaha mengantisipasi resiko yg ditimbulkan pada saat terjadi arus mudik yg luar biasa besarnya, tapi tidak sanggup dan menurut ane juga gak bakal sanggup. Karena mudik tidak bisa dilarang dan pemudik akan selalu bertambah dari tahun ke tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar