Ini dia, yg paling
ditunggu-tunggu masyarakat setiap 17 Agustusan, lomba panjat pinang. Hadiahnya gak
seberapa, tapi serunya luar biasa. Bagaimana perjuangan tiap2 tim dalam
memanjat batang pinang yg sebelumnya telah dilumuri oli untuk memperebutkan hadiah
yg digantung di puncak batang pinang tsb yg telah disiapkan oleh panitia.
Sebenarnya 17an udah lewat, cuma
lantaran kemaren bentrok sama lebaran makannya baru sekarang lomba2 diadakan. Bukan
di komplek tempat ane tinggal ataupun di tempat kerja ane, melainkan di kampung
MekarSari yg berada di belakang Bandara RHF. Kampung yg dulunya merupakan
tempat nongkrong ane diwaktu masih bujangan. Sekalian silaturrahim, sekalian
cari hiburan santai di sore hari yg cerah. Dah lama juga gak ngumpul sama
temen2 lama di MekarSari.
Berawal dari gak sengaja baca
status kawan di BB, ane langsung tanya ke yg bersangkutan, jam berapa main. Oh,
ternyata jam 5 sore. Langsung lah ane menyesuaikan dengan jadual yg udah dibuat
sama sekretaris pribadi ane. (eng ing engggg...) Begitu sampai di lokasi,
panjat pinang blm dimulai. Sembari menunggu, ane salam2an dulu sama kawan2
disana, sekalian lebaran (kan masih bulan syawal...).
Gak di Jawa, gak di Sumatera,
(ane rasa diseluruh penjuru tanah air), panjat pinang adalah kegiatan rutin
menyambut 17an. Saat dimana warga masyarakat bisa saling berkumpul dan
berinteraksi sehingga tali silaturrahim bisa tetap dijaga. Gak tau tuh, siapa
penemu “panjat pinang”, kira2 ada hak patennya gak ya? Ane takut ntar diaku
sama negara tetangga pulak...
Bisa dilihat bagaimana perjuangan
para peserta dalam memanjat batang pinang yg licin itu untuk mengambil hadiah
yg digantung di puncaknya. Bagaimana mereka bahu membahu, tolong menolong,
mencapai satu tujuan yaitu kemenangan. Menurut ane, bukan hadiah yg mereka
cari, lantaran hadiahnya juga gak seberapa koq. Tapi bagaimana perjuangan untuk
mendapatkan hadiah tersebut. Meraih kemenangan melalui perjuangan yg tiada
putus asa.