Masa’ dah 13 tahun di
Tanjungpinang, gak satu pun tulisan ane yg langsung nembak (baca : bahas)
Tanjungpinang, yg ada cuma nyerempet2 dikit.
Jadi pada kesempatan kali ini ane akan bahas sedikit demi sedikit
tentang Tanjungpinang, kota yg sekarang sudah menjadi kampung halaman kedua ane
setelah Amstedam (ting tongggg...). Dari judulnya aja udah ketauan, bakalan ada
seri selanjutnya. Dan ini adalah Tanjungpinang menurut kacamata OmUcis.
Tanjungpinang adalah “Tepi Laut”.
Kenapa bisa begitu? Lantaran tepi laut adalah tempat paling asik buat
kebanyakan orang di Tanjungpinang dalam menghabiskan waktu bersama teman2,
pasangan, atau keluarga sembari menikmati segarnya angin laut, pemadangan laut
yg tidak pernah membosankan dan ditemani beraneka ragam kuliner. Buat ane dan
kebanyakan teman, ke kota kalo blm lewat tepi laut, berarti blm ke kota
namanya.
Tanjungpinang adalah “Wisata
Kuliner”. Beraneka ragam kuliner hadir di Tanjungpinang, dari yg paling ringan
seperti Otak2, Mie Lendir, Roti Prata, Laksa, Roti Canai, sampai ke makanan
berat yg melibatkan makanan laut sebagai olahannya. Lidah kita dimanjakan
dengan berbagai macam pilihan masakan dengan harga yg cukup bervariasi.
Tanjungpinang adalah “Akau”.
Setelah sampai di Tanjungpinang, barulah ane kenal sama yg namanya Akau.
Semacam foodcourt atau pujasera yg hanya buka di malam hari dan beratapkan
langit. Menyajikan beragam makanan dan minuman sebagai teman menikmati suasana
khas keramaian Akau di malam hari. Salah satu Akau yg terkenal adalah Akau
Potong Lembu, yg pada siang hari hanya merupakan lahan parkir kendaraan, dan
malam nya disulap menjadi tempat makan yg ramai dikunjungi masyarakat baik yg
memang ingin makan maupun hanya sekedar minum sembari ngobrol bersama teman2
dan keluarga.
Tanjungpinang adalah “Kedai
Kopi”. Banyak Kedai Kopi disini, tempat bersosialisasi yg paling banyak
peminatnya. Dari mulai buka di pagi hari sampai tutup menjelang sore tak pernah
sepi dari pengunjung. Semua kalangan datang ke Kedai Kopi dengan tujuan yg
berbeda-beda. Ada yg memang hanya singgah, janjian sama kawan, atau memang
pengopi profesional (gak tau kerjanya apa, tapi yg jelas selau hadir disana).
Tanjungpinang adalah “Gak Ada
Musim”. Banyak orang (sini) bilang kalo Tanjungpinang gak ada musim. Lha gimana
kagak, di daerah lain musim kemarau, di Tanjungpinang hujan deres. Mungkin lantaran
letak geografisnya yg berada di kepulauan dan dekat dengan Laut Cina Selatan,
jadi hujan bisa datang kapan saja. Alhamdulillah, yg namanya hujan kan rejeki,
berkah dari Allah...
Tanjungpinang adalah “Ketemu Jodoh”.
Hi hi hi... Ane dapet jodoh disini. Tuh sama mbak Pretty Shinta yg cantik
jelita... :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar